Model-model Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar
mata pelajaran. Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai
suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: (1) berpusat pada siswa (student
centered), (2) proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman
langsung, dan (3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.
Adapun
model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Fogarty, R
(1991: 61-65) yaitu sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu. Kesepuluh
model pembelajaran terpadu tersebut adalah:
Kesatu, The
Fragmented Model (model fragmen) Yaitu model pembelajaran konvensional
yang terpisah secara mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan
secara diskrit masing-masing mata pelajaran. Keterpaduan model ini harus
tercapai ketika satu satuan waktu telah ditempuh, misalnya pada satu catur
wulan. Keterpaduan pada model fragmented terjadi jika siswa telah menyelesaikan
seluruh runtutan kajian atau materi pelajaran yang pada akhirnya seluruh
satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik konsep, pemahaman suatu
kajian, keterampilan dan nilai. Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi
perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta
konsep (organizing skill).
Menurut
Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu melalui Kurikulum
Terpadu dalam Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa pembelajaran terpadu melalui
kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar
siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki
kemampuan atau kecakapan tertentu. Keuntungan pembelajaran model ini adalah
siswa menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran,
ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Sedangkan kekurangannya adalah Ia
belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu membuat hubungan
atau integrasi dengan konsep sejenis.
Kedua, The
Connected Model (Model Terhubung), yaitu dalam setiap mata pelajaran
berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep
dalam satu mata pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya
integrasi inter bidang studi itu sendiri. Fogarti (1991) menyatakan bahwa di
dalam mata pelajaran terdapat isi mata pelajaran yang dikaitkan, misalnya topik
dengan topik, konsep dengan konsep, dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat
diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna dan efektif. Dalam model connected ini secara sengaja
menghubungkan kurikulum di dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang diasumsi
siswa-siswa yang akan memahami hubungan secara otomatis.
Keuntungan
yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide
dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan
luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan
pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kekurangan dalam model ini, model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh
karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
Ketiga, The
Nested Model ( Model Tersarang) yaitu model pembelajaran terpadu yang
merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan
pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa
dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content)
yang meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan
sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing
skill) Fogarty (1991: 23).
Kelebihan
model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam
pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang
penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru
dapat memadukan kurikulum secara luas. Kekrangannya adalah apabila taanpa
perencanaan yang matang memadukan beberapa keterampilan yang menjadi targget
dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran
menjadi kabur.
Keempat, The
Sequenced Model (Model Terurut) yaitu model pembelajaran dimana saat
guru mengajarkan suatu mata pelajaran guru dapat menyusun kembali topik mata
pelajaran lain dalam urutan pengajaran itu dalam topik yang sama atau relevan.
Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru
dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang
dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan
lebih kuat dan bermakna. Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan kolaborasi
berkelanjutan dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content
area dalam mengurutkan sesuai peristiwa terkini.
Kelima, The
Shared Model (Model Terbagi) yaitu suatu model pembelajaran terpadu
dimana pengembangan disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang. Misalnya
Matematika dan IPA disejajarkan sebagai ilmu pengetahuan. Kelebihannya yaitu
lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh menuju
model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin
ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep
yang lebih dalam. Sedangkan kekurangannya yaitu model integrasi antar dua
disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal,
untuk menemukan konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan
dialog dan percakapan yang mendalam.
Keenam, The
Webbed Model (Model Jaring Laba-laba) yaitu merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Menurut Padmono dalam
bukunya Pembelajaran Terpadu menyatakan Webbed menyajikan
pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur
dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran
menggunakan tema untuk menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide.
Karakteristik pendekatan tema ini untuk mengembangkan kurikulum dimulai dengan
satu tema misalnya “transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.
Contoh dari
penggunaan pembelajaran model ini adalah: siswa dan guru menentukan tema
misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke
dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai,
bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA,
dan Bahasa.
Keuntungan
pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor
motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar,
faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang
didasarkan pada minat siswa. Sedangkan kelemahan model ini adalah banyak guru
sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga
kurang bermanfaat bagi siswa, dan guru seringkali terfokus pada kegiatan
sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
Ketujuh, The
Threaded Model (Model Pasang Benang) yaitu model pembelajaran yamg
menfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan
inti materi subjrk. Misalnya untuk melatih keterampilan berpikir (problem
solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian
dari problem solving. Seperti pada komponen memprediksi, meramalkan
kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan dan sebagainya.
Keuntungan
dari model ini antara lain: konsep berputar sekitar metakurikulum yang
menekankan pada perilaku metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran tetap
murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan
datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Sedangkan kelemahannya
yaitu hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga
secara eksplisit siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata
pelajaran satu dengan yang lainnya.
Kedelapan, The
Integrated Model ( Model Integrasi) yaitu pembelajaran yang
menggabungkan bidang studi denggan cara menemukan keterampilan, konsep dan
sikap yang saling berhubungan di dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan antar bidang studi. Padmono dalam bukunya Pembelajaran
Terpadumengatakan bahwa model integrated kurikulum menyajikan satu
pendekatan penyebrangan mata pelajaran mirip dengan model “Shared”. Model
integrated memadukan mata pelajaran dengan latar prioritas kurikulum pada tiap
penemuan keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan sikap-sikap yang tumpang
tindih mata pelajaran tersebut.
Keuntungan
dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara
macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses
diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk
hari terpadu (integrated day) secara eksternal dan untuk keterpaduan
belajar untuk fokus internal. Selain itu model ini juga mendorong motivasi
murid. Sedangkan kelemahannya yaitu model ini sulit dilaksanakan secara penuh;
membutuhkan keterampilan tinggi,percaya diri dalam prioritas konsep,
keterampilan dan sikap yang menembus secara urut dari mata pelajaran; dan
membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.
Kesembilan, The
Immersed Model ( Model Terbenam) yaitu model pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang
mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia,
Komputer, Ia juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut
ada kesatuannya. Model ini merupakan satu dari model yang memungkinkan pelajar
menyeberang dan atau tetap di dalam mata pelajaran tenggelam dalam minat dan
kemaunnya untuk belajar.
Kelebihan
dari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang
berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa
lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya. Sedangkan kekurangan dari model ini adalah siswa yang
tidak senang membaca akan mendapat kesulitan untuk mengerjakan proyek ini,
sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar.
Kesepuluh, The
Networked Model ( Model Jaringan) yaitu model pembelajaran yang berupa
kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau
lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya
sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber
dapat berupa buku bacaan, internet, TV, atau teman, kakak, orang tua dan
sebagainya yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya
sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar
dalam dirinya.
Kelebihan
dari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua
mata pelajaran secara mendalam dan sempit sasarannya. Sedangkan kelemahannya
adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah kedalaman materi pelajaran menjadi
dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.