Sabtu, 22 September 2012

Penelitian Kuantitatif



PENELITIAN KUANTITATIF


A.    Definisi Penelitian Kuantitatif

Punch (1988:4) mendefinisikan penelitian kuantitatif merupakan penelitian empiris di mana data-datanya dalam bentuk sesuatu yang dapat dihitung. Menurut punch penelitian kuantitatif memerhatikan pada pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik.
Creswell (1944:1-2) penelitian kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar.
Bryman (2005:63) mendefinisikan proses penelitian kuantitatif dimulai dari teori, hipotesis, disain penelitian, memilih subjek, mengumpulkan data, memproses data, menganalisa data, dan menuliskan kesimpulan.
Kasiram (2008:149) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, mendifinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian  untuk membuktikan teori/ kebenaran, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya dengan prosedur penelitian yang sistematis,  datanya berupa numerikal dan dianalisis dengan prosedur statistik.

B.     Asumsi Dasar Penelitian Kuantitatif

Asumsi dasar penelitian kuantitatif menurut Jujun S. Suriasumantri (1990), merupakan kebenaran yang diterima atau pernyataan yang dianggap benar dan relevan dengan bidang ilmu, kesimpulan sebagaimana adanya, tersurat, dan melandasi telaah ilmiah. Asumsi penelitian kuantitatif dikembangkan dari filosofis yang dapat dipahami dari unsur-unsur dari filsafat positivsme, yaitu:
1.      Asumsi Ontologis
Ontologi merupakan unsur dalam pengembangan filsafat sebagai ilmu yang membicarakan tentang objek atau materi kajian suatu ilmu. Dalam hal ini, secara ontoligis penelitian kuantitatif menganggap bahwa gejala sosial bersifat riil dan memiliki pola yang hampir sama. Artinya bahwa gejala sosial memiliki sifat-sifat umum yang hampir sama, yang dapat ditangkap indera manusia sebagai fakta. Dalam penelitian kuantitatif semua yang diteliti (objek penelitian) dijelaskan dalam angka dan jumlah bukan dari kata-kata dan bahasa sehingga apa yang diteliti tersebut mendapatkan bukti yang otentik bahwa objek tersebut adalah nyata dan dapat diukur melalui angka. Bila tidak dapat diukur melalui angka, maka dalam penelitian kuantitatif objek tersebut dinyatakan tidak ada atau tidak real. Karena hasil penelitian kuantitatif berupa angka atau jumlah maka hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
2.      Epistemologi
Epistimologi adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Adapun kriteria prosedur penelitian kuantitatif adalah:
a.       Bebas nilai dan objektif artinya, peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan berbagai kriteria untuk menilai gejala sosial atau variabel yang akan diteliti. Penilaian peneliti ini tidak dapat dipengaruhi oleh penilaian orang lain. Misalnya, seorang peneliti kuantitatif boleh memberikan indicator bahwa perempuan cantik adalah perempuan yang berkulit putis, langsing, dan berambut lurus dan hitam. Penilaian peneliti adalah sah-sah saja karena ia bebas dari nilai-nilai yang diyakini orang lain.
b.      Kebenaran / pengetahuan dapat diperoleh dari Ilmu pengetahuan, itu merupakan cara terbaik yang dimiliki manusia untuk memperoleh pengatahuan, dan karena konsep ilmu pengetahuan dilandasi oleh adanya fakta atas fenomena yang terjadi maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dapat menggantikan akal sehat.
3.      Aksiologi
Aksiologis merupakan nilai atau kebermanfaatan ilmu dalam kehidupan manusia. Penelitan kuantitatif berupaya mencari hukum-hukum, prinsip, teori serta pola-pola yang bersifat universal, namun dan dapat diberlakukan di mana saja dalam semua konteks. Penelitian kuantitatif juga berupaya mencari penjelasan terjadinya sebuah gejala sosial dengan mengkaitkan dengan gejala sosial yang lain.
4.      Hakikat manusia
Penelitian kuantitatif menggunakan asumsi hakekat manusia pada prinsipnya manusia diatur oleh pola universal, sehingga karakteristik dan subyektivitas individu tidak diperhatikan. Manusia berada diantara komponen-komponen dalam suatu system baik mikro maupun makro, sehingga manusia tidak lepas dari pengeruh lingkungan. Implikasi hakikat manusia yang demikian dapat diperoleh karakteristik populasi penelitian. Karakteristik populasi akan diwakili oleh karakteristik individu sebagai sampel penelitian. Kebenaran hasil pengamatan sampel dapat diberlakukan pada populasi.

C.    Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif

Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menggunakan metode dan rancangan (design) tertentu dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat masalah yang dihadapi. Menurut fraenkell, J.R. dan wallen, N.E. menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif dapat dibedakan berdasarkan metode penelitiannya, yang meliputi:
1.      Eksperimen
Tipe penelitian ini sering digunakan pada penelitian ilmu eksakta (ilmu alam) atau biasa disebut penelitian percobaan. Penelitian ini menggunakan beberapa kelompok yang diberikan perlakuan atau stimulus tertentu yang sesuai dengn tujuan penelitian.
2.      Penelitan survei
Penelitian survei merupakan penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah isu skala besar yang actual dengan populasi sangat besar sehingga diperlukan sampel ukuran sangat besar. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner atau angket sebagai sumber data utama. Dalam penelitian survey, responden diminta untuk memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis di dalam kuesioner atau angket untuk kemudian jawaban dari seluruh responden tersebut diolah menggunakan teknik analisis kuantitatif tertentu.
3.      Penelitian korelasi
Penelitian yang digunakan untuk menemukan kemungkinan ada atau tidaknya hubungan antar dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat. Tujuan dari penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada salah satu atau lebih factor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
4.      Penelitian kausal komparatif
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan sebab akibat yang berdasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali factor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

D.     Prosedur Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah direncanakan sebelumnya.Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut.
1.      Identifikasi permasalahan
Perumusan masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
2.      Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.
3.      Kajian teori
kajian teorinya berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.
4.      Pengembangan kerangka konsep
Penyusunan kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.
5.      Identifikasi dan definisi variabel
Menurut Kerlinger (1973) variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Penelitian kuantitatif menggolongkan variabel penelitian menjadi beberapa kategori, diantarnya sebagai berikut:
a.       Variabel independen/bebas
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
b.      Variabel dependen/terikat
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.
c.       Variabel Moderator
Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderator disebut juga variabel independen kedua.
d.      Variabel Intervening
Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat.
e.       Variabel kontrol
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. variabel kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
6.      Hipotesis penelitian.
Hipotesis berasal dari kata hypo artinya lemah, dan thesis artinya pernyataan, jadi hipotesis dimaksudkan pernyataan yang masih lemah kebenarannya, sehingga perlu di uji secara empiris. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ditirunkan atau dijabarkan kedalam pernyataan hipotesis. Hipotesis merupakan pernyataan hubungan variabel penelitian yang masih lemah kebenarnnya, sehingga perlu dibuktikan dalam penelitian. Pengajuan hipotesis menjadi keharusan dalam penelitian kuantitatif yang berfungsi memberikan arah penelitian dalam memperoleh hasil penelitian.
7.      Pengembangan disain penelitian.
penelitian kuantitatif, desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya. Desainnya bersifat spesifik dan detil karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya. Oleh karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan.
8.      Teknik sampling
pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar, karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin sample besar akan semakin merepresentasikan kondisi riil. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sample yang besar, maka stratafikasi sample diperlukan . Sampel biasanya diseleksi secara random.
9.      Teknik pengumpulan dan kuantifikasi data.
pendekatan kuantitatif digunakan maka teknik yang dipakai akan berbentuk observasi terstruktur, survei dengan menggunakan kuesioner, dan eksperimen. Datanya bersifat kuantitatif / angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variabel-variajbel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, interval dan ratio.
10.  Analisis data.
Analisa dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisa varian dan covarian, analisa faktor, regresi linear.

DAFTAR PUSTAKA
Saifudin Azwar, MA. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nanang martono. 2010. Metode penelitian kuantitaif analisis isi dan data sekunder. Jakarta: PT R aja Grafindo Persada

0 komentar:

Posting Komentar