PENELITIAN KUANTITATIF
A. Definisi Penelitian Kuantitatif
Punch (1988:4) mendefinisikan penelitian kuantitatif
merupakan penelitian empiris di mana data-datanya dalam bentuk sesuatu yang
dapat dihitung. Menurut punch penelitian kuantitatif memerhatikan pada
pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik.
Creswell (1944:1-2) penelitian kuantitatif merupakan
sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah
teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis
dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut
benar.
Bryman (2005:63) mendefinisikan proses penelitian
kuantitatif dimulai dari teori, hipotesis, disain penelitian, memilih
subjek, mengumpulkan data, memproses data, menganalisa data, dan menuliskan
kesimpulan.
Kasiram (2008:149) dalam bukunya
Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, mendifinisikan penelitian
kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui.
Dari definisi yang dikemukakan oleh
para ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian untuk membuktikan
teori/ kebenaran, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel,
memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya dengan
prosedur penelitian yang sistematis,
datanya berupa numerikal dan dianalisis dengan prosedur statistik.
B. Asumsi Dasar Penelitian Kuantitatif
Asumsi dasar penelitian kuantitatif menurut Jujun S.
Suriasumantri (1990), merupakan kebenaran yang
diterima atau pernyataan yang dianggap benar dan relevan dengan bidang ilmu,
kesimpulan sebagaimana adanya, tersurat, dan melandasi telaah ilmiah. Asumsi
penelitian kuantitatif dikembangkan dari filosofis yang dapat dipahami dari
unsur-unsur dari filsafat positivsme, yaitu:
1.
Asumsi Ontologis
Ontologi
merupakan unsur dalam pengembangan filsafat sebagai ilmu yang membicarakan
tentang objek atau materi kajian suatu ilmu. Dalam hal ini, secara ontoligis penelitian
kuantitatif menganggap bahwa gejala sosial bersifat riil dan memiliki pola yang
hampir sama. Artinya bahwa gejala sosial memiliki sifat-sifat umum yang hampir
sama, yang dapat ditangkap indera manusia sebagai fakta. Dalam penelitian
kuantitatif semua yang diteliti (objek penelitian) dijelaskan dalam angka dan
jumlah bukan dari kata-kata dan bahasa sehingga apa yang diteliti tersebut
mendapatkan bukti yang otentik bahwa objek tersebut adalah nyata dan dapat
diukur melalui angka. Bila tidak dapat diukur melalui angka, maka dalam
penelitian kuantitatif objek tersebut dinyatakan tidak ada atau tidak real.
Karena hasil penelitian kuantitatif berupa angka atau jumlah maka hasil
tersebut dapat digeneralisasikan.
2.
Epistemologi
Epistimologi
adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Adapun kriteria prosedur penelitian kuantitatif adalah:
a. Bebas
nilai dan objektif artinya, peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan
berbagai kriteria untuk menilai gejala sosial atau variabel yang akan diteliti.
Penilaian peneliti ini tidak dapat dipengaruhi oleh penilaian orang lain.
Misalnya, seorang peneliti kuantitatif boleh memberikan indicator bahwa
perempuan cantik adalah perempuan yang berkulit putis, langsing, dan berambut
lurus dan hitam. Penilaian peneliti adalah sah-sah saja karena ia bebas dari
nilai-nilai yang diyakini orang lain.
b. Kebenaran
/ pengetahuan dapat diperoleh dari Ilmu pengetahuan, itu merupakan cara terbaik
yang dimiliki manusia untuk memperoleh pengatahuan, dan karena konsep ilmu
pengetahuan dilandasi oleh adanya fakta atas fenomena yang terjadi maka dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dapat menggantikan akal sehat.
3.
Aksiologi
Aksiologis
merupakan nilai atau kebermanfaatan ilmu dalam kehidupan manusia. Penelitan
kuantitatif berupaya mencari hukum-hukum, prinsip, teori serta pola-pola yang
bersifat universal, namun dan dapat diberlakukan di mana saja dalam semua
konteks. Penelitian kuantitatif juga berupaya mencari penjelasan terjadinya
sebuah gejala sosial dengan mengkaitkan dengan gejala sosial yang lain.
4.
Hakikat manusia
Penelitian
kuantitatif menggunakan asumsi hakekat manusia pada prinsipnya manusia diatur
oleh pola universal, sehingga karakteristik dan subyektivitas individu tidak
diperhatikan. Manusia berada diantara komponen-komponen dalam suatu system baik
mikro maupun makro, sehingga manusia tidak lepas dari pengeruh lingkungan.
Implikasi hakikat manusia yang demikian dapat diperoleh karakteristik populasi
penelitian. Karakteristik populasi akan diwakili oleh karakteristik individu
sebagai sampel penelitian. Kebenaran hasil pengamatan sampel dapat diberlakukan
pada populasi.
C. Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif
Dalam melakukan penelitian,
peneliti dapat menggunakan metode dan rancangan (design) tertentu dengan
mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat masalah yang dihadapi. Menurut
fraenkell, J.R. dan wallen, N.E. menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif dapat
dibedakan berdasarkan metode penelitiannya, yang meliputi:
1.
Eksperimen
Tipe
penelitian ini sering digunakan pada penelitian ilmu eksakta (ilmu alam) atau
biasa disebut penelitian percobaan. Penelitian ini menggunakan beberapa
kelompok yang diberikan perlakuan atau stimulus tertentu yang sesuai dengn
tujuan penelitian.
2.
Penelitan survei
Penelitian
survei merupakan penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah isu
skala besar yang actual dengan populasi sangat besar sehingga diperlukan sampel
ukuran sangat besar. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner atau angket
sebagai sumber data utama. Dalam penelitian survey, responden diminta untuk
memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis di dalam kuesioner atau angket
untuk kemudian jawaban dari seluruh responden tersebut diolah menggunakan
teknik analisis kuantitatif tertentu.
3.
Penelitian korelasi
Penelitian
yang digunakan untuk menemukan kemungkinan ada atau tidaknya hubungan antar dua
atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat. Tujuan dari penelitian
korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada salah satu atau lebih factor lain
berdasarkan pada koefisien korelasi.
4.
Penelitian kausal komparatif
Penelitian
ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan sebab akibat yang
berdasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali factor
yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
D. Prosedur Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif
pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah direncanakan sebelumnya.Adapun
prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai
berikut.
1.
Identifikasi
permasalahan
Perumusan
masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas
batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di
dalamnya.
2.
Tujuan penelitian
Penelitian
kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan
hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan
meramalkan hasilnya.
3.
Kajian teori
kajian
teorinya berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural,
realisme, positivisme, behaviourisme dan empirisme yang intinya menekankan pada
hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.
4.
Pengembangan kerangka konsep
Penyusunan
kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis yang merupakan argumentasi yang
menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling
mengait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun
secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya
dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.
5.
Identifikasi dan
definisi variabel
Menurut Kerlinger (1973) variabel adalah konstruk atau sifat yang
akan dipelajari. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari
suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu
merupakan suatu yang bervariasi.
Penelitian kuantitatif menggolongkan variabel penelitian
menjadi beberapa kategori, diantarnya sebagai berikut:
a. Variabel independen/bebas
variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi
variabel lain.
b. Variabel dependen/terikat
Variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel
Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel
independent.
c. Variabel Moderator
Variabel yang
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel moderator disebut juga variabel independen kedua.
d. Variabel
Intervening
Variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat,
tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel
penyela/antara yang terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat,
sehingga variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya variabel terikat.
e. Variabel kontrol
Variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
variabel kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
6.
Hipotesis penelitian.
Hipotesis
berasal dari kata hypo artinya lemah, dan thesis artinya pernyataan, jadi
hipotesis dimaksudkan pernyataan yang masih lemah kebenarannya, sehingga perlu
di uji secara empiris. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif
ditirunkan atau dijabarkan kedalam pernyataan hipotesis. Hipotesis merupakan
pernyataan hubungan variabel penelitian yang masih lemah kebenarnnya, sehingga
perlu dibuktikan dalam penelitian. Pengajuan hipotesis menjadi keharusan dalam
penelitian kuantitatif yang berfungsi memberikan arah penelitian dalam
memperoleh hasil penelitian.
7.
Pengembangan disain
penelitian.
penelitian
kuantitatif, desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang
mungkin sebelumnya. Desainnya bersifat spesifik dan detil karena desain
merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya. Oleh
karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan.
8.
Teknik sampling
pada
pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar, karena aturan statistik mengatakan
bahwa semakin sample besar akan semakin merepresentasikan kondisi riil. Karena
pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sample yang besar, maka
stratafikasi sample diperlukan . Sampel biasanya diseleksi secara random.
9.
Teknik pengumpulan dan
kuantifikasi data.
pendekatan
kuantitatif digunakan maka teknik yang dipakai akan berbentuk observasi
terstruktur, survei dengan menggunakan kuesioner, dan eksperimen. Datanya
bersifat kuantitatif / angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat
dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variabel-variajbel dan
operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal,
ordinal, interval dan ratio.
10.
Analisis data.
Analisa dalam
penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan
dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan
sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisa varian dan covarian, analisa
faktor, regresi linear.
DAFTAR
PUSTAKA
Saifudin Azwar, MA.
2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nanang martono. 2010. Metode penelitian
kuantitaif analisis isi dan data sekunder. Jakarta: PT R aja Grafindo Persada
0 komentar:
Posting Komentar