Kamis, 29 November 2012

Surat Cinta Untuk Ananda



Ketika rasa rindu kepada mama melanda di pagi ini :) luv u mom :)

Assalaamu‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Ummi tulis surat ini dalam suasana hening di tengah malam, ketika semua yang ada di rumah sudah terlelap tidur. Ummi teringat, beberapa hari lagi umurmu genap 15 tahun, dan ummi ingin sekali mengucapkan selamat dan memberi tausiah untukmu anakku. Semua ini ummi lakukan karena cinta ummi untukmu. Masih terbayang di dalam benak ini ketika kamu sempat beberapa hari terbaring di Rumah sakit karena sakit yang mendera. Berlinang air mata melihatmu yang terkulai lemas di atas tempat tidur Rumah sakit, sambil terus melantunkan doa “syafakallah anakku”. Masih terbayang dalam benak ini, saat engkau juga terjatuh dari sepeda motor di depan rumah menjelang ifthar jama’i , wajahmu penuh darah dan lebam, dan langsung dilarikan ke Rumah sakit, sesaat itu barulah engkau tertidur pulas. Dan besoknya engkau sudah kembali bermain seperti biasa. Masih juga segar dalam benak ini, saat engkau berbulan-bulan tidak mau kembali ke sekolah TK mu, sampai akhirnya bosan tanpa teman dan meminta kembali untuk sekolah. . Rasanya baru kemarin. Padahal waktu itu umurmu baru 4 tahun, kini umurmu hampir 15 tahun, berarti 11 tahun telah berlalu. Tidak terasa, cepat sekali waktu ini berputar. Kini engkau telah berseragam abu-abu putih, seragam ini nyaris tidak pernah ummi lihat menempel di badanmu, karena engkau belajar jauh di luar kota. Yaa… realitasnya memang demikian, Ummi belum pernah melihat engkau mengenakan seragam itu, karena kalaupun ummi datang ke asramamu, biasanya sampai di sana sudah sore atau malam, yang berarti seragam itu telah berganti dengan baju lain.
Dengan pakaian bebasmu, yang ummi lihat adalah sikapmu yang makin dewasa, makin bijak, dan makin berwibawa. Rasa tanggung jawabmu yang demikian tinggi dalam menunaikan amanah sebagai ketua organisasi di sekolahmu. Engkau yang selalu menaungi adik-adikmu dengan jiwa penuh kasih sayang. Sikapmu yang begitu hormat kepada kakakmu, dan perhatianmu yang tulus kepada ummi dan Abimu. Semua itu membuat ummi bangga, ummi bersyukur, dan sekaligus terharu. Di luar itu semua, ada kebanggaan dan harapan lain yang ummi titipkan padamu anakku, agar engkau sukses menghafal 30 juz Al Qur’an. Terekam kuat dalam hati ini, saat engkau mengirim sms di malam hari, di mana siang harinya engkau menyaksikan haflah dan wisuda Al-Quran kakak kelasmu yang hafidz Qur’an: “ummi, Abi, saksikan, mulai saat ini ananda bertekad untuk bisa menghafalkan 30 juz Al Qur’an. Doakan ananda diberi kekuatan. “Luluh air mata terharu membacanya .Syukur padaMu ya Allah yang telah mengokohkan tekad untuk anakku. Kini perjalananmu masih panjang, baru separuh lebih yang engkau hafalkan, jagalah, dan istiqamahlah untuk menambah hafalanmu.
Dalam setiap untaian doa yang ummi panjatkan untukmu, selalu dan selalu ummi mohonkan kepada Allah, agar engkau menjadi mujahid sejati. Selalu ummi lantunkan doa untukmu, agar engkau melalui hari-harimu untuk menyibukkan diri dengan Al-Quran. Betapa ummi ingin sekali agar engkau menjadi orang yang Hafidz Al-Quran, menjadi keluarga Allah. Selalu ummi lantunkan doa untukmu agar engkau diberi kemudahan dalam memahami seluruh nur ilmu Allah. Selalu ummi lantunkan doa agar engkau diberi kesehatan yang mengantarkanmu untuk berjuang menuntut ilmu secara optimal.
Selalu ummi lantunkan doa, agar engkau bisa melewati masa-masa pencarian jati diri ini dalam bimbingan dan ‘inayah Allah. Engkau mampu memilih jalan sejati, menuju keridhaan Ilahi. Selalu ummi lantunkan doa untukmu agar engkau dibimbing dan di jaga oleh Allah agar tidak melakukan kemaksiatan sekecil apapun, baik pada hatimu, lisan tutur katamu, ataupun sikapmu. Ummi tahu, masa -masa seusiamu adalah masa di mana keinginan dan harapan, idealisme dan cita-cita, gelora cinta dan persahabatan sedang mengalami penumbuhan. Masa muda adalah masa yang juga penuh gejolak, sekaligus masa yang penuh harapan. Isilah masa-masa tersebut dengan prestasi, dengan pengabdian, dengan keuletan, dengan idealisme, dengan perjuangan, dengan Al-Quran sebagai penunjuk. Singkirkan segala macam penghalang yang mungkin akan mengganggu perjalananmu menuju cita-cita besar menjadi mujahid sejati. Singkirkan segala onak dan duri yang akan menghadang impian-impianmu. Jangan sampai langkahmu tersandung oleh batu gelora cinta. Sibukkan hatimu untuk mengingat Allah, dan bukan mengingat makhluk, niscaya hatimu menjadi lapang. Cintai sahabatmu sewajarnya saja, boleh jadi hakikatnya ia adalah musuhmu. Bencilah musuhmu sewajarnya saja, boleh jadi dia menjadi sahabatmu.
Ummi teringat, dengan kisah imam Syafi’i. Gara-gara secara tidak sengaja, melihat kaki seorang wanita yang tersingkap, sekian banyak hafalan Al-Qur’annya menjadi hilang. Yaa.., secara tidak sengaja. Apa jadinya jika melihatnya tadi secara sengaja. Mungkin berlipat kali hafalannya yang lupa. Contoh lain misalnya. Para pegawai di percetakan Al-Quran juga dituntun untuk senantiasa menjaga diri untuk selalu suci, baik hati dan jiwanya, lisan dan ucapannya, serta fisik dan raganya. Ini untuk menghargai dan demi menjaga kesucian Al-Quran, kalamullah. Mereka tidak boleh asal-asalan dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Jagalah hatimu, untuk selalu bersih, hanya dengan mengingat Allah SWT.
Satu lagi yang juga sering menjadi bahan renungan ummi, adalah kegigihan dan kekokohan semangat syetan/iblis dalam menggoda dan menjerumuskan manusia, anak Adam, apalagi Iblis sudah bersumpah kepada ALLAH untuk diberi tangguh sampai hari kiamat. Dan Allah pun mengabulkan proposal iblis. Dalam proposalnya, iblis bersumpah untuk selalu menggoda manusia, dan membungkus kemasan kemaksiatan sebagai sebuah keindahan, sehingga tak sedikit yang masuk ke jerat-jerat syetan, kecuali mereka yang ikhlas (QS Al hijir: 37-40). Hati yang ikhlas, yang tidak terkotori oleh kepentingan-kepentingan makhluk. Raihlah hati yang demikian, yang mengkilau, yang selalu memancarkan nur Ilahi.
Sungguh rugi, mereka yang hatinya selalu disibukkan oleh makhluk. Ummi yakin, engkau pasti mampu, dan harus mampu, mengendalikan segala tarikan dan godaan nafsu. Laluilah jalan panjang ini dengan istiqamah di jalanNYA. Ya, jalan panjang, karena memang jalanmu masih panjang. Melangkahlah dalam bimbingan kesucian, suci hati, suci pikiran, dan suci perbuatan. Mohonlah kekuatanNYA. Kejarlah cintaNYA. Walladzina aamanu asysyaddu hubba liLLAH (QS Al-Baqarah: 165).
Baiklah anakku hari makin larut malam. Di luar hanya terdengar suara-suara kecil cit cit tikus. Dan sekali-kali terdengar langkah-langkah satpam yang sedang ronda. Ummi ingin kembali mengadu dan memohon kepada ALLAH, untuk kebaikan kita, kebaikan orangtua, kebaikan Abi, kebaikan engkau anakku, kebaikan kakak dan adik-adikmu, kebaikan umat dan kebaikan seluruh manusia. Iringi juga langkah Ummi dan Abi dengan doa-doa terbaikmu, duhai anakku yang shalih dan tampan.
Semoga semua yang ummi tulis menjadi tadzkirah yang bermanfaat, yang mengiringi kesuksesan hidupmu di masa kini dan di masa mendatang, kesuksesan dunia akhirat….
Wassalaamu‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Salam sayang selalu,
Ummi


http://www.dakwatuna.com/2012/11/24172/surat-cinta-untuk-ananda/#ixzz2DfZlEfvn

Jumat, 28 September 2012

Aku Wanita

Aku wanita
Aku istimewa dalam cinta
Dengan cinta yang tumbuh bagaikan kuku
Perlahan namun utuh
Aku istimewa dalam cinta
Meski cinta memenuhi ruang hati
Mengalir bersama darah
Namun mampu tersembunyi
Bagai mutiara di dasar lautan
Aku istimewa dalam rasa
Warna warni yang tak terhingga
Kau bilang aku bahagia
Sebenarnya hati kini menghalau duka
Aku wanita dan aku istimewa
Beban yang menggelayut qalbu
Tak akan nampak dalam laku
Aku wanita
Aku istimewa
Kekuatanku adalah kelemahanku
Mandiri namun tak ingin sendiri
Mencintai dan ingin dicintai
Aku wanita dan aku istimewa
Aku mampu menaklukkan dunia
Di tanganku kejayaan bangsa mampu terwujud
Di tanganku pula mampu membinasakannya
Aku wanita bagai sekuntum mawar
Keindahanku tiada ternilai seisi dunia
Keshalihanku mampu menyaingi bidadari surga
Aku wanita dengan mudah menuju surga
Tapi neraka pun mudah pula ku masuki
Dengan taatku, dengan ingkarku
Aku wanita dan aku istimewa

Ajari Aku Teman

Teruntuk teman hidup ku
Teman…
Jika suatu saat nanti kita dipertemukan
Ajari aku sebagai sahabat yang baik
Sahabat selalu mendukung dan mendengar keluh kesah
Seorang pejuang

Teman…
Jika suatu saat nanti kita disatukan
Dalam suatu ikatan yang diberkahi
Ajari ku sebagai seorang istri dan ibu
Mendidik anak-anak yang tangguh dengan segala kondisi
Di rumah kita nanti

Teman…
Jika suatu saat nanti aku salah
Maka ajarilah aku untuk memperbaiki kesalahan itu
Dengan cara-cara penuh kasih dan cinta
Bukan dengan caci maki atau mendiamkannya

Teman…
Jika suatu saat nanti aku tak bisa seperti engkau ingin
Maka terimalah ia apa adanya
Jangan engkau berpaling dari ia
Karena ia sadar jauh dari sempurna
Dan tak cantik

Teman…
Jika suatu saat nanti ia tak bisa mengerti dan paham
Dengan penjelasan dan keinginan engkau semua
Mohon jangan cepat engkau mengatakan
Ia manusia tak berguna

Karena ia perlu proses untuk memahami dan mengerti
Tentang sikap dan rasa engkau
Karena engkau adalah orang baru dalam hidupnya
Selama ini ia hanya paham
Tentang tanggung jawab sebagai anak dan adik

Belum mengerti apa sesungguh peran seorang istri
Ia hanya baru meraba-raba
Melalui perabaan itu
Ia coba untuk memberi terbaik
Untuk teman hidupnya

Teman…
ku berharap pada mu…
Ajari aku untuk mencintai Illah
Ajari aku tentang rindu
Ajari aku tentang perjuangan
Ajari aku tentang ketulusan
Ajari aku tentang kesabaran

Jangan pernah engkau bosan untuk mengajari ia
Karena ia perlu bimbingan….
Melalui bimbingan mu
Ia merasa mulia dan bahagia
Hingga apa kita lalui bersama
Berbuah ketulusan cinta dan mencintai

Cerpen - Hijrahnya Humaira

dakwatuna.com - “Hai, ini Arsy yang dulu pernah satu SMP sama gue ya?”
Ucapan itu memecah keheningan Arafah, salah satu toko buku Islami di kota ku. Toko buku tua yang mungkin hampir tidak pernah dikunjungi mahasiswa atau pun mahasiswi. Letaknya padahal cukup strategis di dekat persimpangan dan dekat dengan gerbang kampus ku.
“Iya, siapa ya?”, ucapnya.
Jujur. Aku malu. Entah kenapa tiba-tiba lidah ini menjadi tidak terkontrol untuk memulai pertanyaan yang bagiku cukup aneh, dan terkesan sok kenal sok dekat (SKSD) sekali. Ya, dia adalah Muhammad Arsy Satria, sosok yang dahulu pernah ada dalam hidupku. Sejak dulu begitu banyak yang mengaguminya dalam diam, kagum atas prestasinya, keaktifannya di OSIS dan Rohis SMP-ku, dan keshalihannya. Dan aku lah salah satu nya, orang yang dalam diam memperhatikannya. Aku yakin dia tak mengenali ku sama sekali. Sangat yakin.
“Gue Humaira,” ucap ku santai.
Rasanya aku ingin terbang hari ini.
***
“Humaira, ke Arafah yuk!”
Handphone-ku bergetar, ada sebuah pesan yang masuk, dan itu pesan darinya, dari Arsy. Seiring perjalanan waktu, akhir-akhir ini kita cukup dekat. Sesekali kita menghabiskan waktu berlama-lama di Arafah. Arsy sangat suka berdiskusi tentang buku-buku baru atau pun seputar organisasi yang digelutinya. Kadang dia juga bercerita tentang KL (kuliah lapangan) yang dilakukannya di kota ini, terkadang juga dia ceramah seputar Islam. Aku hanya mendengar, tepatnya lebih banyak mendengar. Tidak ada topik yang berarti yang harus aku ceritakan padanya.
Dunia ku tidak sehebat dunia Arsy, aku hanya aktivis biasa di kampus ku, sedangkan Arsy sudah menggeluti organisasi ini dan itu, dengan jabatan ketua ini dan itu. Referensi buku-buku ku juga sudah pasti lah tak menarik baginya, cuma sekadar novel-novel cinta. Terbalik dengannya yang begitu berbinar-binar saat membicarakan seputar perkembangan IT, politik, sirah, Fiqih, semua dilahapnya.
“Ra, lu udah baca buku ini?” tanyanya.
“Udah, itu yang tentang wanita shalihah lebih baik daripada bidadari bermata jeli ya?” aku balik bertanya.
“Yap bener, sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita shalihah Ra. Bahkan Rasulullah SAW pun menjaminnya bahwa ia lebih baik daripada bidadari-bidadari di Surga nanti Ra.
Aku diam. Bisu. Tidak tahu ingin menimpali seperti apa penjelasan darinya.
“Ra, gue yakin lu bisa lebih baik dari sekarang suatu hari nanti.” Arsy tersenyum pada ku.
“Ya iya lah, gue kan dalam proses menjadi akhwat shalihah.” Apa yang aku ucapkan? Ah sudah lah, Arsy pasti juga sudah mengira aku akan melontarkan jawaban-jawaban bodoh atas penjelasannya.
“Apa? Akhwat shalihah? Ga salah denger Ra? Hahaha. Beneri dulu jilbab lu Ra!”
JLEB.
Aku menelan ludah. Tak ku sangka kalimat itu yang keluar dari mulutnya. Sosok yang ku kagumi selama ini menganggap jilbab ku ga bener? Astaghfirullah. Malu. Memang penampilan aku sudah pasti “engga banget” bagi Arsy. Sepatu kets dengan jeans ketat, baju kaos panjang, dan jilbab paris tipis yang kupakai pun berantakan. Jauh sekali dari kata ‘akhwat shalihah’. Selama ini aku merasa nyampan padahal.
Aku hanya tersenyum. Begitu pun Ia.
***
Pagi ini berbeda. Aku sedikit kerepotan melipat 2 jilbab sekaligus. Mencari baju-baju longgar yang hampir sulit ditemui di tiap-tiap sisi lemari ku.
Ku langkahkan kaki keluar kamar kosanku. Pagi ini aku harus tutorial jam 9. Aku bergegas, tak sabar menunjukkan penampilan baru ku kepada semua penjuru makhluk dunia. Termasuk pada mu, Arsy.
Benar. Semua orang di kampus melihatku. Semua akhwat-akhwat kampus yang melihatku, tersenyum dan kemudian memberikan pelukan hangat untuk ku. Pelukan hangat yang dulu pernah aku dapatkan ketika pertama kali aku menggunakan jilbab ke SMA.
“Selamat ya Ukht, istiqamah ya!” Ucapan semua orang hampir sama. Semua bernada seperti itu.
Begitulah, semua terhipnotis dengan penampilan baru ku. Kini aku tidak seperti Humaira yang dulu. Humaira yang sekarang adalah seorang berjilbab gede dan panjang, bermanset kecil di pergelangan tangannya, memakai rok dan berkaos kaki. Ku lihat lagi perubahanku, cantik sekali. Aku hampir tersenyum sendiri saat membayangkan aku akan lebih baik dan lebih cantik daripada bidadari bermata jeli, seperti ucapan Rasulullah kepada Ummu Salamah. Insya Allah.
Dalam bayangan cermin itu, ada sosok Arsy di sana. Aku terhipnotis dengan kalimat-kalimat persuasive halusnya. Setiap kali aku melihat cermin dengan pakaian seperti ini, aku melihatnya. Selalu.
Meski Arsy sudah pergi jauh. Tanpa izin. Tanpa pamit terlebih dahulu padaku. Meski begitu, aku selalu melihat nya dalam cermin ku, dalam jilbab panjangku. Aku tak tau ke mana ia pergi, yang jelas dia meninggalkan ku. Lenyap dari peradabanku. Jatuh air mata ini setiap kali aku mencoba mengingat kebaikannya. Mengingat senyuman-senyumannya, yang tanpa ia ucapkan satu kali pun, aku yakin dia menyayangiku.
Arsy datang dengan tiba-tiba, mencerahkan hari-hari ku dengan tiba-tiba. Mengubah 100% hidup ku dengan tiba-tiba. Pergi pun dengan tiba-tiba. Takdir memang indah. Allah kirim kan dia, yang entah dari mana asalnya, datang kepadaku dan mengubah segalanya menjadi lebih baik. Bahkan aku belum sempat mengucapkan terima kasih kepada mu, Arsy.
Allah Maha Besar, dari-Nya hidayah itu datang dengan penuh kasih sayang, melalui sesosok makhluk bernama Arsy. Semoga Allah melimpahkan kasih sayang untuk mu, Arsy. Semoga kita bertemu di tempat dan momen yang tepat. Lalu bercerita panjang lagi seperti di Arafah. Tertawa lagi dan sama-sama menangis lagi. Jika tidak, maka izinkan aku untuk berdoa pada-Nya agar kita dipertemukan di Jannah-Nya nanti. Aamiin Ya Rabb.

Catatan yang sedang futur

Saya ini sedang futur...
ogah-ogahan datang ke pengajian tiap pekan.
Dengan alasan klasik...kuliahlah, lelahlah, kerjalah, sibuklah, inilah, itulah.

Saya ini sedang futur...
Jarang baca buku tentang Islam, lagi demen baca koran.
Dulu tilawah tidak pernah ketinggalan,
sekarang satu lembar udeh lumayan.
Tilawah sudah tidak berkesan,
nonton TV malah ketagihan.

Saya ini sedang futur...
Mulai malas shalat malam, jarang bertafakkur alam.
Ba'da shubuh, kanan kiri salam, lantas kembali mendengkur.
Apalagi waktu libur, sampai menjelang dzuhur

Saya ini sedang futur...
Lihat perut semakin buncit,
karena junkfood dan pangsit.
Kalo infaq mulai sedikit dan mulai pelit.
Apalagi shaum sunnah, perut rasanya ogah.

Saya ini sedang futur...
Tak lagi pandai bersyukur.
Seneng disanjung, dikritik murung...

Saya ini sedang futur...
Malas ngurusin da'wah,
rajin bikin ortu marah.
Sedikit sekali muhasabah,
sering kali meng-ghibah

Ya... saya memang sedang futur....

Mengapa saya futur...???
Mengapa tidak ada satu Ikhwah pun yang menegur dan menghibur???
Kenapa batas-batas mulai mengendur???
Kepura-puraan, basa basi dan kekakuan subur???
Kenapa di antara kita sudah tidak jujur???
Kenapa ukhuwah di antara kita sudah mulai luntur???
Kenapa di antara kita hanya pandai bertutur???

Ya Allah... berikan hambaMu ini pelipur...
Agar saya tidak semakin futur.
Apalagi sampai tersungkur...

.Kalian tau saya sedang futur....
Sedikit dzikir,
banyakan tidur.
Sahabat-sahabat tidak ada yang negur.

Kalian tau saya sedang futur....
Hati beku, otak ngelantur mikirin orang se-dulur,
Diri sendiri kagak pernah ngukur.

Kalian taulah saya sekarang....
Seneng duduk di kursi goyang,
perut kenyang hati melayang.
Mulut sibuk ngomongin orang,
aib sendiri nggak kebayang.

Kalian tau saya bengal....
Bangun malem sering ditinggal.
Otak bebal banyak mengkhayal,
sudah lupa yang namanya ajal.

Kalian tau saya begini...
Udah sok tau, seneng dipuji,
ngomong sok suci kayak murrabi,
kagak ngaca diri sendiri.

Kalian tau saya gegabah...
Petantang-petenteng merasa gagah,
diri ngaku-ngaku ikhwah kalo mau muhasabah.
Diri ini nggak beda sama sampah.

Kalian tau saya sekarang sudah kalah di medan perang.
Saya pengen pulang kandang....
Ke tempat saya dulu datang...

^___^  Kawan, Ingatkanlah saya dengan kefuturan ini,...

Sabtu, 22 September 2012

Penelitian Kuantitatif



PENELITIAN KUANTITATIF


A.    Definisi Penelitian Kuantitatif

Punch (1988:4) mendefinisikan penelitian kuantitatif merupakan penelitian empiris di mana data-datanya dalam bentuk sesuatu yang dapat dihitung. Menurut punch penelitian kuantitatif memerhatikan pada pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik.
Creswell (1944:1-2) penelitian kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar.
Bryman (2005:63) mendefinisikan proses penelitian kuantitatif dimulai dari teori, hipotesis, disain penelitian, memilih subjek, mengumpulkan data, memproses data, menganalisa data, dan menuliskan kesimpulan.
Kasiram (2008:149) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, mendifinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian  untuk membuktikan teori/ kebenaran, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya dengan prosedur penelitian yang sistematis,  datanya berupa numerikal dan dianalisis dengan prosedur statistik.

B.     Asumsi Dasar Penelitian Kuantitatif

Asumsi dasar penelitian kuantitatif menurut Jujun S. Suriasumantri (1990), merupakan kebenaran yang diterima atau pernyataan yang dianggap benar dan relevan dengan bidang ilmu, kesimpulan sebagaimana adanya, tersurat, dan melandasi telaah ilmiah. Asumsi penelitian kuantitatif dikembangkan dari filosofis yang dapat dipahami dari unsur-unsur dari filsafat positivsme, yaitu:
1.      Asumsi Ontologis
Ontologi merupakan unsur dalam pengembangan filsafat sebagai ilmu yang membicarakan tentang objek atau materi kajian suatu ilmu. Dalam hal ini, secara ontoligis penelitian kuantitatif menganggap bahwa gejala sosial bersifat riil dan memiliki pola yang hampir sama. Artinya bahwa gejala sosial memiliki sifat-sifat umum yang hampir sama, yang dapat ditangkap indera manusia sebagai fakta. Dalam penelitian kuantitatif semua yang diteliti (objek penelitian) dijelaskan dalam angka dan jumlah bukan dari kata-kata dan bahasa sehingga apa yang diteliti tersebut mendapatkan bukti yang otentik bahwa objek tersebut adalah nyata dan dapat diukur melalui angka. Bila tidak dapat diukur melalui angka, maka dalam penelitian kuantitatif objek tersebut dinyatakan tidak ada atau tidak real. Karena hasil penelitian kuantitatif berupa angka atau jumlah maka hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
2.      Epistemologi
Epistimologi adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Adapun kriteria prosedur penelitian kuantitatif adalah:
a.       Bebas nilai dan objektif artinya, peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan berbagai kriteria untuk menilai gejala sosial atau variabel yang akan diteliti. Penilaian peneliti ini tidak dapat dipengaruhi oleh penilaian orang lain. Misalnya, seorang peneliti kuantitatif boleh memberikan indicator bahwa perempuan cantik adalah perempuan yang berkulit putis, langsing, dan berambut lurus dan hitam. Penilaian peneliti adalah sah-sah saja karena ia bebas dari nilai-nilai yang diyakini orang lain.
b.      Kebenaran / pengetahuan dapat diperoleh dari Ilmu pengetahuan, itu merupakan cara terbaik yang dimiliki manusia untuk memperoleh pengatahuan, dan karena konsep ilmu pengetahuan dilandasi oleh adanya fakta atas fenomena yang terjadi maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dapat menggantikan akal sehat.
3.      Aksiologi
Aksiologis merupakan nilai atau kebermanfaatan ilmu dalam kehidupan manusia. Penelitan kuantitatif berupaya mencari hukum-hukum, prinsip, teori serta pola-pola yang bersifat universal, namun dan dapat diberlakukan di mana saja dalam semua konteks. Penelitian kuantitatif juga berupaya mencari penjelasan terjadinya sebuah gejala sosial dengan mengkaitkan dengan gejala sosial yang lain.
4.      Hakikat manusia
Penelitian kuantitatif menggunakan asumsi hakekat manusia pada prinsipnya manusia diatur oleh pola universal, sehingga karakteristik dan subyektivitas individu tidak diperhatikan. Manusia berada diantara komponen-komponen dalam suatu system baik mikro maupun makro, sehingga manusia tidak lepas dari pengeruh lingkungan. Implikasi hakikat manusia yang demikian dapat diperoleh karakteristik populasi penelitian. Karakteristik populasi akan diwakili oleh karakteristik individu sebagai sampel penelitian. Kebenaran hasil pengamatan sampel dapat diberlakukan pada populasi.

C.    Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif

Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menggunakan metode dan rancangan (design) tertentu dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat masalah yang dihadapi. Menurut fraenkell, J.R. dan wallen, N.E. menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif dapat dibedakan berdasarkan metode penelitiannya, yang meliputi:
1.      Eksperimen
Tipe penelitian ini sering digunakan pada penelitian ilmu eksakta (ilmu alam) atau biasa disebut penelitian percobaan. Penelitian ini menggunakan beberapa kelompok yang diberikan perlakuan atau stimulus tertentu yang sesuai dengn tujuan penelitian.
2.      Penelitan survei
Penelitian survei merupakan penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah isu skala besar yang actual dengan populasi sangat besar sehingga diperlukan sampel ukuran sangat besar. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner atau angket sebagai sumber data utama. Dalam penelitian survey, responden diminta untuk memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis di dalam kuesioner atau angket untuk kemudian jawaban dari seluruh responden tersebut diolah menggunakan teknik analisis kuantitatif tertentu.
3.      Penelitian korelasi
Penelitian yang digunakan untuk menemukan kemungkinan ada atau tidaknya hubungan antar dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat. Tujuan dari penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada salah satu atau lebih factor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
4.      Penelitian kausal komparatif
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan sebab akibat yang berdasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali factor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

D.     Prosedur Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah direncanakan sebelumnya.Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut.
1.      Identifikasi permasalahan
Perumusan masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
2.      Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.
3.      Kajian teori
kajian teorinya berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.
4.      Pengembangan kerangka konsep
Penyusunan kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.
5.      Identifikasi dan definisi variabel
Menurut Kerlinger (1973) variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Penelitian kuantitatif menggolongkan variabel penelitian menjadi beberapa kategori, diantarnya sebagai berikut:
a.       Variabel independen/bebas
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
b.      Variabel dependen/terikat
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.
c.       Variabel Moderator
Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderator disebut juga variabel independen kedua.
d.      Variabel Intervening
Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat.
e.       Variabel kontrol
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. variabel kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
6.      Hipotesis penelitian.
Hipotesis berasal dari kata hypo artinya lemah, dan thesis artinya pernyataan, jadi hipotesis dimaksudkan pernyataan yang masih lemah kebenarannya, sehingga perlu di uji secara empiris. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ditirunkan atau dijabarkan kedalam pernyataan hipotesis. Hipotesis merupakan pernyataan hubungan variabel penelitian yang masih lemah kebenarnnya, sehingga perlu dibuktikan dalam penelitian. Pengajuan hipotesis menjadi keharusan dalam penelitian kuantitatif yang berfungsi memberikan arah penelitian dalam memperoleh hasil penelitian.
7.      Pengembangan disain penelitian.
penelitian kuantitatif, desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya. Desainnya bersifat spesifik dan detil karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya. Oleh karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan.
8.      Teknik sampling
pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar, karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin sample besar akan semakin merepresentasikan kondisi riil. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sample yang besar, maka stratafikasi sample diperlukan . Sampel biasanya diseleksi secara random.
9.      Teknik pengumpulan dan kuantifikasi data.
pendekatan kuantitatif digunakan maka teknik yang dipakai akan berbentuk observasi terstruktur, survei dengan menggunakan kuesioner, dan eksperimen. Datanya bersifat kuantitatif / angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variabel-variajbel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, interval dan ratio.
10.  Analisis data.
Analisa dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisa varian dan covarian, analisa faktor, regresi linear.

DAFTAR PUSTAKA
Saifudin Azwar, MA. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nanang martono. 2010. Metode penelitian kuantitaif analisis isi dan data sekunder. Jakarta: PT R aja Grafindo Persada