Ketika rasa rindu kepada mama melanda di pagi ini :) luv u mom :)
Assalaamu‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Assalaamu‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Ummi
tulis surat ini dalam suasana hening di tengah malam, ketika semua yang ada di
rumah sudah terlelap tidur. Ummi teringat, beberapa hari lagi umurmu genap 15
tahun, dan ummi ingin sekali mengucapkan selamat dan memberi tausiah untukmu
anakku. Semua ini ummi lakukan karena cinta ummi untukmu. Masih terbayang di
dalam benak ini ketika kamu sempat beberapa hari terbaring di Rumah sakit
karena sakit yang mendera. Berlinang air mata melihatmu yang terkulai lemas di
atas tempat tidur Rumah sakit, sambil terus melantunkan doa “syafakallah
anakku”. Masih terbayang dalam benak ini, saat engkau juga terjatuh dari sepeda
motor di depan rumah menjelang ifthar jama’i , wajahmu penuh darah dan lebam,
dan langsung dilarikan ke Rumah sakit, sesaat itu barulah engkau tertidur
pulas. Dan besoknya engkau sudah kembali bermain seperti biasa. Masih juga
segar dalam benak ini, saat engkau berbulan-bulan tidak mau kembali ke sekolah
TK mu, sampai akhirnya bosan tanpa teman dan meminta kembali untuk sekolah. .
Rasanya baru kemarin. Padahal waktu itu umurmu baru 4 tahun, kini umurmu hampir
15 tahun, berarti 11 tahun telah berlalu. Tidak terasa, cepat sekali waktu ini
berputar. Kini engkau telah berseragam abu-abu putih, seragam ini nyaris tidak
pernah ummi lihat menempel di badanmu, karena engkau belajar jauh di luar kota.
Yaa… realitasnya memang demikian, Ummi belum pernah melihat engkau mengenakan
seragam itu, karena kalaupun ummi datang ke asramamu, biasanya sampai di sana
sudah sore atau malam, yang berarti seragam itu telah berganti dengan baju
lain.
Dengan
pakaian bebasmu, yang ummi lihat adalah sikapmu yang makin dewasa, makin bijak,
dan makin berwibawa. Rasa tanggung jawabmu yang demikian tinggi dalam
menunaikan amanah sebagai ketua organisasi di sekolahmu. Engkau yang selalu
menaungi adik-adikmu dengan jiwa penuh kasih sayang. Sikapmu yang begitu hormat
kepada kakakmu, dan perhatianmu yang tulus kepada ummi dan Abimu. Semua itu
membuat ummi bangga, ummi bersyukur, dan sekaligus terharu. Di luar itu semua,
ada kebanggaan dan harapan lain yang ummi titipkan padamu anakku, agar engkau
sukses menghafal 30 juz Al Qur’an. Terekam kuat dalam hati ini, saat engkau
mengirim sms di malam hari, di mana siang harinya engkau menyaksikan haflah dan
wisuda Al-Quran kakak kelasmu yang hafidz Qur’an: “ummi, Abi, saksikan, mulai
saat ini ananda bertekad untuk bisa menghafalkan 30 juz Al Qur’an. Doakan
ananda diberi kekuatan. “Luluh air mata terharu membacanya .Syukur padaMu ya
Allah yang telah mengokohkan tekad untuk anakku. Kini perjalananmu masih
panjang, baru separuh lebih yang engkau hafalkan, jagalah, dan istiqamahlah
untuk menambah hafalanmu.
Dalam
setiap untaian doa yang ummi panjatkan untukmu, selalu dan selalu ummi mohonkan
kepada Allah, agar engkau menjadi mujahid sejati. Selalu ummi lantunkan doa
untukmu, agar engkau melalui hari-harimu untuk menyibukkan diri dengan
Al-Quran. Betapa ummi ingin sekali agar engkau menjadi orang yang Hafidz
Al-Quran, menjadi keluarga Allah. Selalu ummi lantunkan doa untukmu agar engkau
diberi kemudahan dalam memahami seluruh nur ilmu Allah. Selalu ummi lantunkan
doa agar engkau diberi kesehatan yang mengantarkanmu untuk berjuang menuntut
ilmu secara optimal.
Selalu
ummi lantunkan doa, agar engkau bisa melewati masa-masa pencarian jati diri ini
dalam bimbingan dan ‘inayah Allah. Engkau mampu memilih jalan sejati, menuju
keridhaan Ilahi. Selalu ummi lantunkan doa untukmu agar engkau dibimbing dan di
jaga oleh Allah agar tidak melakukan kemaksiatan sekecil apapun, baik pada
hatimu, lisan tutur katamu, ataupun sikapmu. Ummi tahu, masa -masa seusiamu
adalah masa di mana keinginan dan harapan, idealisme dan cita-cita, gelora
cinta dan persahabatan sedang mengalami penumbuhan. Masa muda adalah masa yang
juga penuh gejolak, sekaligus masa yang penuh harapan. Isilah masa-masa
tersebut dengan prestasi, dengan pengabdian, dengan keuletan, dengan idealisme,
dengan perjuangan, dengan Al-Quran sebagai penunjuk. Singkirkan segala macam
penghalang yang mungkin akan mengganggu perjalananmu menuju cita-cita besar
menjadi mujahid sejati. Singkirkan segala onak dan duri yang akan menghadang
impian-impianmu. Jangan sampai langkahmu tersandung oleh batu gelora cinta.
Sibukkan hatimu untuk mengingat Allah, dan bukan mengingat makhluk, niscaya
hatimu menjadi lapang. Cintai sahabatmu sewajarnya saja, boleh jadi hakikatnya
ia adalah musuhmu. Bencilah musuhmu sewajarnya saja, boleh jadi dia menjadi
sahabatmu.
Ummi
teringat, dengan kisah imam Syafi’i. Gara-gara secara tidak sengaja, melihat
kaki seorang wanita yang tersingkap, sekian banyak hafalan Al-Qur’annya menjadi
hilang. Yaa.., secara tidak sengaja. Apa jadinya jika melihatnya tadi secara
sengaja. Mungkin berlipat kali hafalannya yang lupa. Contoh lain misalnya. Para
pegawai di percetakan Al-Quran juga dituntun untuk senantiasa menjaga diri
untuk selalu suci, baik hati dan jiwanya, lisan dan ucapannya, serta fisik dan
raganya. Ini untuk menghargai dan demi menjaga kesucian Al-Quran, kalamullah.
Mereka tidak boleh asal-asalan dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
Jagalah hatimu, untuk selalu bersih, hanya dengan mengingat Allah SWT.
Satu
lagi yang juga sering menjadi bahan renungan ummi, adalah kegigihan dan
kekokohan semangat syetan/iblis dalam menggoda dan menjerumuskan manusia, anak
Adam, apalagi Iblis sudah bersumpah kepada ALLAH untuk diberi tangguh sampai
hari kiamat. Dan Allah pun mengabulkan proposal iblis. Dalam proposalnya, iblis
bersumpah untuk selalu menggoda manusia, dan membungkus kemasan kemaksiatan
sebagai sebuah keindahan, sehingga tak sedikit yang masuk ke jerat-jerat
syetan, kecuali mereka yang ikhlas (QS Al hijir: 37-40). Hati yang ikhlas, yang
tidak terkotori oleh kepentingan-kepentingan makhluk. Raihlah hati yang
demikian, yang mengkilau, yang selalu memancarkan nur Ilahi.
Sungguh
rugi, mereka yang hatinya selalu disibukkan oleh makhluk. Ummi yakin, engkau
pasti mampu, dan harus mampu, mengendalikan segala tarikan dan godaan nafsu.
Laluilah jalan panjang ini dengan istiqamah di jalanNYA. Ya, jalan panjang,
karena memang jalanmu masih panjang. Melangkahlah dalam bimbingan kesucian,
suci hati, suci pikiran, dan suci perbuatan. Mohonlah kekuatanNYA. Kejarlah
cintaNYA. Walladzina aamanu asysyaddu hubba liLLAH (QS Al-Baqarah: 165).
Baiklah
anakku hari makin larut malam. Di luar hanya terdengar suara-suara kecil cit
cit tikus. Dan sekali-kali terdengar langkah-langkah satpam yang sedang ronda.
Ummi ingin kembali mengadu dan memohon kepada ALLAH, untuk kebaikan kita,
kebaikan orangtua, kebaikan Abi, kebaikan engkau anakku, kebaikan kakak dan
adik-adikmu, kebaikan umat dan kebaikan seluruh manusia. Iringi juga langkah
Ummi dan Abi dengan doa-doa terbaikmu, duhai anakku yang shalih dan tampan.
Semoga
semua yang ummi tulis menjadi tadzkirah yang bermanfaat, yang mengiringi
kesuksesan hidupmu di masa kini dan di masa mendatang, kesuksesan dunia
akhirat….
Wassalaamu‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Salam
sayang selalu,
Ummi
http://www.dakwatuna.com/2012/11/24172/surat-cinta-untuk-ananda/#ixzz2DfZlEfvn